Otomotif

China, Jepang, lalu Korsel Bersatu Melawan Tarif Impor Kendaraan Negeri Paman Sam

SEOUL – China, Jepang, kemudian Korea Selatan, mengisyaratkan aliansi sejak pengumuman tarif Amerika Serikat diberlakukan. Mereka akan mengadakan konferensi trilateral kedua dia di area di sini belaka delapan hari pasca pertemuan pertama merekan tahun ini.

Hal ini secara secara langsung mencerminkan tindakan putus asa mereka itu pasca pengumuman tarif besar-besaran oleh Washington yang tersebut sudah memicu efek berantai di dalam seluruh dunia.

Pertemuan antara tiga kekuatan perekonomian Asia pada tanggal 30 Maret menarik perhatian global setelahnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif dasar sebesar 10 persen pada semua negara, dengan bea masuk yang tambahan tinggi untuk beberapa negara, termasuk China, yang mana sekarang menghadapi tarif impor sebesar 34 persen, lalu Jepang, yang dikenakan bea masuk sebesar 24 persen.

Sedangkan untuk Korea Selatan, negara yang disebutkan berada dalam berupaya untuk menghurangi tarif sebesar 25 persen yang digunakan dikenakan oleh AS.

Diketahui bahwa pertemuan yang disebutkan memicu kegelisahan tentang prospek ekonomi global dikarenakan kebijakan tarif seperti ini memengaruhi perdagangan, bisnis, juga kepercayaan konsumen juga akhirnya membebani hubungan diplomatik.

Pasar global anjlok pada hari Senin, dilaporkan mencatat kerugian tambahan dari USD10 triliun dari pangsa utama.

Produk kendaraan bermotor roda empat buatan China pada saat ini sedang populer dalam pangsa global. Hal ini menempatkan China menjadi negara ekspor mobil tertinggi, dalam melawan Negeri Matahari Terbit selama kuartal pertama 2023. Pada periode dimaksud, China mengekspor 994 ribu unit mobil yang mencangkup 826 ribu unit mobil penumpang, juga sisanya kendaraan komersial. Sementara total eskpor Jepun ialah 954 ribu unit dalam periode sama.

China pada saat ini juga menjadi pesaing bagi Korea Selatan, sebagaimana dikutipkan Korea Automobile Manufacturers Association (KAMA). Dalam beberapa tahun terakhir China mengekspor mobil mewah untuk bursa negara-negara maju di dalam Eropa lalu Australia. “Tahun lalu, China menjadi eksportir terbesar kedua lalu tahun ini, pada April, menjadi (eksportir) yang terbesar,” kata pakar otomotif dari Korea Automotive Technology Institute, Lee Hang-koo

Meski China akan terus mengembangkan bursa domestiknya, untuk menuntaskan isu permintaan juga penawaran, negara yang disebutkan tak punya pilihan lain selain memperluas ke bursa ekspor sebab pangsa lokal sudah jenuh. Selain produsen asli China, beberapa produsen mobil asing seperti VW, Tesla, Volvo, lalu Mercedes-Benz yang tersebut membuka pabriknya pada China itu juga berkontribusi pada peningkatan total ekspor.

Tesla mengekspor 270 ribu mobil dari China pada tahun lalu yang menyebabkan perusahaan selama Amerika Serikat itu menjadi eksportir mobil terbesar ketiga di area China. Lee Hang-koo percaya gencarnya ekspor mobil pabrikan China akan menjadi ancaman bagi produsen mobil Korea Selatan, salah satunya Hyundai. “Hyundai sedang fokus pada menumbuhkan lingkungan ekonomi lalu meningkatkan pengalamannya namun baru-baru ini lingkungan ekonomi China mengalami anjlok,” kata Lee.

Pasar Hyundai di dalam Amerika Serikat (AS) masih stabil, namun mereka ketinggalan dalam lingkungan ekonomi Eropa. Sedangkan China sudah ada mulai menggerakkan ekspor kendaraan berbahan bakar listrik ke sana. Hyundai mempunyai Genesis yang merupakan merek mobil mewah, namun, pada akhirnya perusahaan yang dimaksud akan bersaing dengan mobil berbahan bakar bensin maupun listrik dengan kisaran nilai tukar menengah ke bawah.

Related Articles

Back to top button