Gaya Hidup

Pareidolia: Fenomena sewaktu seseorang meninjau wajah di benda berakhir

Ibukota Indonesia – Pernahkah Anda mengamati sebuah objek atau bentuk pada benda mati, seperti guratan pada dinding, motif pada awan, atau noda pada teflon, tampak menyerupai wajah manusia? Jika pernah, dapat jadi Anda mengalami fenomena yang digunakan dikenal dengan sebutan pareidolia.

Pareidolia merupakan fenomena psikologis yang mana terjadi sewaktu seseorang mengawasi bentuk atau bangunan mirip wajah manusia pada objek yang mana sebenarnya bukan memiliki wajah, seperti perabotan rumah, formasi awan, atau pola acak lainnya. Kondisi ini tergolong sebagai ilusi visual yang tersebut normal serta bukanlah tanda gangguan mental mental, meskipun kadang dianggap sebagai kekeliruan persepsi.

Ilusi visual yang dimaksud lazim terjadi

Meskipun belum diketahui secara pasti pendorong utama pareidolia, para ahli mengungkap bahwa fenomena ini dapat muncul akibat adanya stimulus visual yang ambigu, namun oleh otak diproses sebagai sesuatu yang tersebut familiar, yakni wajah manusia. Respons ini disebut sebagai bentuk adaptasi evolusioner dari otak manusia yang tersebut secara alami cenderung mengenali wajah sejak usia sangat dini.

Beberapa contoh umum pareidolia antara lain bentuk rumah yang dimaksud terlihat seperti ekspresi wajah, pola pada awan yang menyerupai profil seseorang, buih kopi yang membentuk ekspresi wajah, hingga guratan pada batang pohon yang tampak seperti wajah manusia.

Menurut beberapa jumlah studi, pareidolia dilaporkan lebih besar rutin dialami oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Fenomena ini juga cenderung muncul pada waktu pagi hari lalu sedang malam. Oleh sebab itu, pada waktu muncul pada di malam hari hari pada keadaan gelap dan juga sunyi, pareidolia sanggup menyebabkan ketakutan, khususnya apabila objek yang tersebut dilihat tampak menyeramkan.

Kaitan dengan gangguan jiwa neurologis

Dalam ranah medis, pareidolia juga kerap dikaitkan dengan beberapa masalah neurologis. Salah satunya adalah Lewy Body Dementia, jenis demensia yang mana ditandai oleh halusinasi visual dan juga penurunan fungsi kognitif. Sekitar 70 persen pasien dengan kondisi ini mengalami halusinasi visual, diantaranya persepsi terhadap wajah yang mana sebenarnya bukan ada.

Demikian pula pada penderita penyakit Parkinson, masalah persepsi visual berubah menjadi salah satu gejala nonmotorik yang digunakan banyak dilaporkan. Pasien kerap menyebutkan meninjau wajah atau sosok manusia yang dimaksud sebenarnya berasal dari benda mati. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan disfungsi pada bagian otak yang mana mengatur penglihatan dan juga persepsi visual.

Selain itu, pareidolia juga diduga mempunyai kaitan dengan kondisi neuropsikiatri lainnya, seperti autisme, skizofrenia, hingga migrain, walau masih diperlukan tambahan banyak penelitian untuk membuktikan hubungan tersebut. Faktor psikologis seperti suasana hati yang dimaksud buruk juga perasaan kesepian juga disebut-sebut berkontribusi terhadap kecenderungan seseorang mengalami pareidolia.

Cara menyikapi fenomena pareidolia

Ketika mengalami pareidolia, langkah terbaik yang tersebut dapat diwujudkan adalah masih tenang lalu tidak ada panik. Reaksi panik justru akan menguatkan persepsi ilusi yang muncul, menyebabkan objek yang disebutkan terlihat semakin nyata lalu menakutkan.

Salah satu cara mudah untuk meredakan ilusi visual ini adalah dengan mengalihkan pandangan ke objek lain yang tersebut tidaklah menyerupai wajah atau ekspresi manusia. Dalam banyak kasus, tindakan ini cukup efektif untuk menghilangkan persepsi palsu yang tersebut dialami.

Namun, jikalau fenomena pareidolia terbentuk secara berulang kemudian mulai mengganggu aktivitas sehari-hari atau menyebabkan rasa takut yang berlebihan, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater guna memperoleh evaluasi lebih banyak lanjut.

Pareidolia merupakan bagian dari keunikan cara kerja otak manusia pada memaknai planet dalam sekelilingnya. Meski tampak aneh atau menakutkan, status ini umumnya tak berbahaya lalu dapat dikelola dengan baik melalui pemahaman juga pendekatan psikologis yang dimaksud tepat.

Artikel ini disadur dari Pareidolia: Fenomena ketika seseorang melihat wajah di benda mati

Related Articles

Back to top button